Jumat, 11 Juli 2008

Ada Skenario yang Paling Pas


Jika kita merasa sebagai orang yang dituakan, atau bahkan yang diidolakan, jangan sampai terlena. Apa sebab? Belum tentu kita akan menjumpai akhir yang baik ketika menutup mata untuk selama-lamanya.
Jangan pernah sekali-kali berprasangka buruk pada Tuhan. Penyesalan dan kesesakan hati akan menghimpit di sisa-sisa usia kita. Jadilah orang yang pandai bersyukur. Toh, andaikan semua nikmat yang telah kita rasakan ini di-minus dengan musibah yang kita alami hasilnya masih saja positif. Ya, positif tak hingga.
Dan kini, ketika kita 'dipaksa' untuk berada jauh dari sanak kerabat, ketika dihadapkan pada hamparan pedesaan sehingga menjadi keseharian kita, ketika semuanya terasa memojokkan kita, maka bersabarlah. Yakinlah, semua yang kita jalani hanyalah sebuah skenario improvisasi. Itulah skenario yang paling pas buat kita. Bagaimanapun alurnya, telah ada penanggung jawabnya: sutradara. Ikuti saja aturan mainnya. Percayalah, sutradara biasanya sering membolak-balikkan kondisi.
Masih ingat waktu kita kecil? Slogan yang selalu tertanam dalam benak kita adalah bahwa Jagoan menangnya di akhir.
So, jika kita merasa jagoan, kemenangan kita telah ditentukan. Tapi bukan sekarang. Sabar ya. Yuk kita songsong bersama...(Alumni STIS-angkatan 43)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

betul banget , sperti saya yang sudah diundang di sini , makasih banyak ya , artikelnya menarik dan seru , keep writing ya

Anonim mengatakan...

jadikanlah sabaat sebagai penolongmu